Teori Kajian Jasmani


Perbincangan tentang teori telah lama berlangsung, terutama setelah filosof Perancis Rene Descartes (abad ke 16) menyatakan bahwa teori dibangun dari keragu-raguan. Ia terkenal dengan motorya “cogio engosum” , aku berfifkir maka aku ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, coba pahami, bandingkan, dan berakhir dengan teori.Terlihat sekali bahwa paham rasionalisme yang diawali dengan skeptitisme seperti yang dikembangkan filosof Yunani Aris Toteles. Masih mewarnai Perbincangan tentang teori telah lama berlangsung, terutama setelah filosof Perancis Rene Descartes (abad ke 16) menyatakan bahwa teori dibangun dari keragu-raguan. Ia terkenal dengan motorya “cogio engosum” , aku berfifkir maka aku ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, coba pahami, bandingkan, dan berakhir dengan teori.pemikiran  Rene Descartes. Pandangan ini telah memperkuat metode deduktif (berangkat dari hal-hal yang umu menjadi satu simpulan khusus) yang melahirkan dan mengembangkan matematika. Namun karena hanya dipikirkan secara mendalam dengan mengacu pemikiran filosof Yunani Kuno, dan tidak perlu mencoba membuktikannya, Descartes sempat terjebak oleh pemikran yang amat naïf terkait siklus hidrologi, karena mempercayai pendapat Thales dan Plato. Menurut Thales, air laut juga jatuh di atas bumi dan masuk dalam tanah
Plato juga menyetujui ide ini dan berpendapat bahwa kembalinya air laut itu karena adamya Tatare, Jurang besar di pinggir bumi (dengan asumsi bahwa bumi itu datar). Pendapat  ini dianut oleh Rene Descartes (Bucaille, 1987: 254).
Hampir bersamaan dengan itu Roger Bacon, kemudian Francis Bacon di Inggris melahirkan metode nduktif yang berlawanan arah dengan deduktif. Ragukan segala sesuatu, tetapi jangan hanya dipikirkan, lakukan percobaan, eksperimen, buktikan kebenarannya, jika salah maka ulangi sampai mendapatkan hasil yang benar, cek kebenarannya, buat satu simpulan umum tentang hal itu, lalu bangun teori. Metode induksi telah diawali oleh para ilmuwan Muslimseperti JabirIbn Hayyan (Geber), perkembangan laboratorium kimia pertama kali (Bapak kimia), filosof Al-Kindi (Al-Kindu), dari abad ke-8 hingga ke-9. Kemudian ahli fisika Ibnu Al-Haytsam (Al-Hazan) dari abad ke-11yang banyak mempengaruhi Roger Bacon. Juga ahli eksperimentasi kedokteran seperti Ibnu Sina (Avicenna), penyusun ensiklopedi kedokteran pertama, bukunya dalam bahasa Arab yang diterjemahkan dengan judul Canon on medicine,  lama menjadi pegangan para dokter di Erop, dan lain-lain, pada saat dunia barat masih pada abat kegelapan (Arsyad, 1999).

Metode deduktif sekaligus induktif  kemudian berevulusi menjadi metode ilmiah yanlandasanya pemikiran reflektif, penerapan deduktif dan induktif secara bergiliran untuk menemukan kebenaran ilmiah . setelah melalui berabad-abad evolusi pemikiran hali ini di Amerika Serikat melahirkan filsafat pragmatism yang dipelopori oleh Charles S. Pierce, William james dan diterapkan secara nyata oleh ahli pendidikan John Dewey pada awal abad ke-XX. Sesuai pendapat Dewey dengan landasan experimentasi, teori yang berwal dari keraguan harus dibuktikan kebenarannya, jika benar dan sudah tidak layak menjadi teori, hal ini ju ga sesuai degan analogi Albert Einstein, teori diumpamakan jembatan yang fondasi di kedua ujungnya merupakan fakta. Jika jembatan (teori) yang dibagun sudah kokoh, maka tentu tidak perlu diruntuhkan, hanya karena keragu-raguan.


A. TEORI KAJIAN JASMANI

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam proses penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sehingga diharapkan melalui konsep dasar teori dapat diimplementasikan dalam perkembangan pendidikan jasmani dan olahraga.  Serta mampu rnengarahkan dalam menganalisis secara cermat gejala-gejala yang timbul di berbagai negara maupun masyarakat sebagai akibat pelaksanaan sistem pendidikan jasmani dan olahraganya masing-masing.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Namun secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga.Dalam arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan.Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan.Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rohaniah pada setiap manusia.

Dengan demikianolahraga merupakan bagian terpenting pada setiap negara.Oleh karena itu, perlu pemahaman dalam pelaksanaan yang baik pada setiap negara tersebut, melalui berbagai kajian teori dalam pengembangannya. Pemaknaan jasmani dan olahraga dalam konsep pengembangan pendidikan merupakan pembahasan yang akan disajikan lebih lanjut.

Selain itu, intrepretasi terpenting dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah program secara nasional, sistem pendidikan dan pembinaan yang  digunakan  dalam  pendidikan  jasmani   dan olahraga pada beberapa  negara. Intrepretasi tersebut berdasarkan aspek budaya dan sejarah bangsa, dengan mempertimbangkan perkembangan IPTEK dan peran organisasi internasional dan kompetisi internasional

Memang belum terdapat definisi tentang perbandingan pendidikan jasmani dan olahraga yang dapat diterima secara universal, namun umumnya dapat dikatakan bahwa, perbandingan pendidikan jasmani dan olahraga adalah analisis perbandingan dari sifat-sifat dan perkembangan yang menonjol dari pendidikan jasmani dan olahraga  pada dua negara atau lebih, ataupun area, masarakat dan kultur budaya, guna rmaksud-maksud penyelidikan tentang perbedaan maupun kesamaannya dalam pengembangannya.


B. Makna Teori

Sebelum berbincang tentang teori-teori pokok belajar, tentunya perlu penyamaan persepsi kita tentang makna teori-teori pokok belajar, tentunya perlu penyamaan persepsi kita tentang makna teori, secara ringkas Dorin, Demmin and Gabel (1990) dan juga Smith (2009:76) menyatakan bahwa karakteristik teori adalah sebagai berikut : (i) teori adalah sebuah penjelasan umum tentang berbagai pengamatan yang dibuat seiring denganberjalannya waktu, (ii) teori menjelaskan dan meramalkan timbulnya prilaku, (iii), suatu teori tidak dapat dibangun diatas keragu-raguan, (iv), suatu teori dapat diubah, dimidifikasi, Kerlinger (1989) menyatakan bahwa teori adalah suatu himpunan dari konstruk-konstruk  (konsep-konsep), definisi-definisi dan proposisi—propossi yang saling berkaitan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis tentang suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antarvariabel, dengan tujuan menjelaskan fenomena tersebut.
Oxforld Advanced Learners Dictionary(1990:1330) mengungkap beberapa makna teori, antara lain : suatu bteori adalah suatu himpunan gagasan yang masuk akal dan bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian, juga dinyatakan bahwa; suatu teori adalah pernyataan tentang prinsip-prinsip yang berlaku bagi subjek bahsan tertentu. Dictionary.com yang diakses tanggal 12 November 2009 dan bersumberkan http:/dictionary.reference.com./browser/theory mengemukakan sejumlah makna tentang teori. Diantaranya dinyatakan, teori adalah suatu himpunan koheren dari sejumlah proposisi umum yang digunakan sebagai prinsip-prinsip unutk menjelaskan sutau peristiwa, ataupun fenomena. Adapun didefinsikan bahwa teori adalah suatu konsep atau pandangan khusus tentang sesuatu yang harus dikerjakan atau metode untuk melaksanakan sesuatu, suatu system yang tersusun dari sejumlah hukum-hukum dan prinsip-prinsip. Sedangkan Web define theory (http:/www.google.co.id/search) diakses pada tanggal yang sama,  meyatakan bahwa teori adalah sekimpulan hukum-hukum, gagasan, prinsip dan teknik yang digunakanpada suatu subjek khusus. Juga dinyatakan bahwa teori adalah suatu penjelasan tentang sejumlah peristiwa, atau secara lebih khusus, teori adalah penjelasan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep atau variabel.
 Mencoba memahami esensi dari sejumlah proporsisi tentasakang teori di atas, dapat ditarik simpulan bahwa suatu teori adalah suatu penjelasan tentang hunbungan atara dua atau lebih konsep, atau variabel, yang berupa sekumpulan hokum, gagsan, prinsip dan teknik-teknik tentang subjek tertentu. Teori tidak bersifat kekal, karena dapat diubah jika ada bukti baru yang bersifat menyangkal teori itu. Dalam khasanah pembelajaran, dominasi teori behaviorisme demikian kuatnya, bahkan berlangsung puluhan tahun. Namun dengan sejumlah bukti yang berpangkal dari suatu pradigma baru dan keansahannya tidak dapat disangkai pada saat itu, teori behaviorisme dgantikan oleh kognitivisme.
Dalam  konsep pembelajaran, Bruner membedakan antara teori pembelajaran, (Instructional Theory) dan teori belajar, (Learning Theory). Dalam hal ini pembelajaran semakna dengan pengajaran. Menurut Bruner (Degeng, 1989 teori pembelajaran adalah preskritif dan teori belajar adalah deskriptif. Karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan dikatakan sebagai deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori pembelaran menaruh perhatian pada bagaimana seorang (guru) memengaruhi orang lain agar terjadii proses belajar. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol dengan variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar memudahkan belajar  (Budningsih, 2005: 11)  Teori belajar menaruh perhata pada hubungan diantara variabel yang menetukan hasil belajar. Teori ini menekankan  kepada bagaimana seharusnya seseorang belajar. Reigeluth (Dedeng, 1989 ) mengembangkan teori Bruner ini dengan menyatakan bahwa sifat preskriptif dan deskriptif ini dimiliki baik oleh teori pembelajran maupun teori belajar bergatung kepada tujuan atau proporsisi yang dipergunakan.

C.  Landasan Falsafah Pendidikan Kebugaran Jasmani

Kemana arah pembinaan kebugaran jasmani? Tujuan jangka panjang pendidikan jasmani adalah sebagi berikut:
1.  Kegiatan itu dimaksudkan untuk menghasilkan insan yang berpendidikan dan berpandangan bahwa aktivitas jasmani ini bernilai, bermanfaat, dan dapat dilakukan di sepanjang hayat.
2.  Melalui proses pendidikan tersebut juga dihasilkan insan yang dapat memahami bagaiman membuat rencana kegiatan dan melasanakannya, baik untuk keperluan sendiri secara perorangan maupun keperluan kelompok.
3.  Untuk menghasilkan seseorang yang terampil menciptakan peluang dan memanfaatkannya dalam rangka pembinaan kebugaran jasmani. Kemampuan mengatasi stress dan hambatan juga menjadi tujuan akhir.
Bertitik tolak dari pandangan falsafah tersebut, sebagai guru pendidikan jasmani, kita perlu memahami kaidah pengembangan program pendidikan jasmani yang seimbang. Adapun kaidah-kaidah  yang dimaksud  adalah  sebagai berikut :
1.    Menyediakan wakut yang cukup bagi anak untuk melalukan aktivitas jasmani.
2.    Menyediakan kesempatan bagi setiap anak untuk memenuhi kebutuhan secara perorangan yang memang berbeda-beda.
3.    Menyediakan aneka kegiatan dan memberikan bimbingan sesuai dengan pilihan siswa.
4.    Memberikan informasi umpan balik kepada anak, baik mengenai proses maupun hasilnya.
5.    Membekali siswa dengan keterampilan dasar termasuk pengayaan keterampilan dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani.
6.    Menjadikan diri sebagai guru pendidikan jasmani yang pantas sebagai panutan bagi siswa.
7.    Memberikan perhatian penuh bagi perkembangan anak secara menyeluruh, termasuk sikap dan perlakuannya terhadap aktivitas jasmani yang dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.
8.    Menggunakan strategi yang tepat untuk membentuk pola hidup sehat.
9.    Menggunakan gaya hidup aktif dan pelaksanaan aktivitas jasmani di luar pendidikan jasmani disekolah.
10. Menghindari ucapan yang menyatakan bahwa aktivitas jasmani itu hanyalah membuang-buang waktu, dan sia-sia belaka.
Sesuai dengan kodranya, anak senang bermain.Ia senang melampiaskan kebebasannya untuk bergerak. Melalui bermain, anak disiapkan untuk menghadapi kehidupan nyata.Bermain mengajarkan kenyataan hidup.Untuk mencapai hal ini, maka perlu penyiapan strategi pengembangan program yang sistematis dan berkesinambungan. Sehingga  tujuanbetul-betul dapat tercapai dengan maksimal sesuai apa yang diharapkan.
D. Nilai Dasar Falsafah Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum.Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang. Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu :
 Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa.
 Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya.
 Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana meneraokannya dalam praktek.
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta di lakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan paru-paru.konsep sehat dan sejahtra secara menyeluruh berbeda dengan pengertian sehat secara fisik. Anak-anak dididik untuk maraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasaan hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman maupun prekteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup kesejahteraan mental, moral, dan spiritual.Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan menhadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa aman, nyaman dan tentram dalam kehidupan sehari-hari.


KESIMPULAN
Teori adalah suatu penjelasan tentang hunbungan antara dua atau lebih konsep, atau variabel, yang berupa sekumpulan hokum, gagsan, prinsip dan teknik-teknik tentang subjek tertentu. Teori tidak bersifat kekal, karena dapat diubah jika ada bukti baru yang bersifat menyangkal teori itu. Dalam khasanah pembelajaran, dominasi teori behaviorisme demikian kuatnya, bahkan berlangsung puluhan tahun. Namun dengan sejumlah bukti yang berpangkal dari suatu pradigma baru dan keansahannya tidak dapat disangkai pada saat itu, teori behaviorisme digantikan oleh kognitivisme.

SARAN
Kita harus mengetahui dan memahami arti dari suatu hal, agar kita tidak salah kajian tentang hal-hal itu dan agar kita dapat mengtahui arti sesungguhnya dari hal-hal yang dimaksud.


Comments

Popular posts from this blog

Latihan Kondisi Fisik Atlit

Organisasi Pertandingan

Dasar Dasar Penjas